- 822
- 0
Saat ini Instagram merubah algoritmanya dari mulai menampilkan konten biasa di timeline kita, menjadi postingan konten yang paling sering mendapatkan interaksi. Hal ini menyebabkan banyak pelaku bisnis dan influencer mengeluh karena susah mendapatkan followers. Yaps benar sekali Sob! motif membeli likes Instagram biasanya disebabkan karena si pengguna akun ingin menghasilkan uang dari platform tersebut.
Saat ini banyak individu, start-up, hingga perusahaan besar yang memutuskan untuk beli likes supaya meningkatkan performa akunya. Tetapi selalu ada tapinya yaa... di benak kita kalau membeli followers pasti memudahkan kita mendapatkan uang melalui endorsement, iklan dan lain - lain bukan? Eits ternyata tidak sesimpel itu hasilnya Sob… Yuks kita kupas bersama Pakar SEO, sekaligus pendiri The Blogsmith, Maddy Osman. Berikut 3 sisi lain yang jarang diketahui setelah kita membeli likes Instagram.
Semakin banyak jumlah followers yang Sobat punya, total engagement rates akan menurun. Kita dapat membedakanya ketika kita melihat akun yang memiliki 1 juta followers tetapi memiliki likes kurang dari 2,000 dalam satu konten foto. Definisi engagement tidak hanya terbatas pada jumlah likes yaa Sob, tetapi juga pada total komentar, follows, visit profile, bahkan visit website, dimana hanya audiens organik yang bisa melakukanya. Jadi.. likes yang banyak sebuah pada konten tetapi memiliki komentar yang sangat dikit, merupakan tanda bahwa akun tersebut membeli likes pada konten Instagramnya. Engagement rates yang buruk ini dapat terlihat oleh audiens, dan mereka pada akhirnya bisa menilai brand mana yang kredibel, atau menipu dengan membeli likes pada setiap kontenya.
Kalau ketahuan yaa hehe… Mereka juga bisa menghilangkan bot (program komputer followers palsukalian) sehingga terjadi penurunan followers secara mendadak dalam jumlah yang besar. Kasus ini pernah terjadi pada selebriti papan atas seperti Justin Bieber, Ariana Grande hingga Kim Kardashian yang mengalami penurunan jumlah followers sangat banyak setelah disaring oleh Instagram pada tahun 2014.
Followers palsu engga bisa membeli produk dan memberikan testimoni asli pada brand Sobat, likes palsu juga membuat brand Sobat terlihat seolah lebih besar daripada seharusnya, sama saja seperti menipu bukan? Ngerinya lagi, banyaknya followers yang Sobat miliki belum tentu menguntungkan reputasi brand Sobat, tetapi justru sebaliknya!
Tanpa followers yangasli pasti akan lebih sulit untuk menunjukkan tingkat keterlibatan dari audiens organikmu. Padahal yang bisa membeli dan melihat brand kamu adalah audiens organik, bukan bot followers. Saat ini Instagram juga tanpa hentinya sedang berusaha menghapus followers palsu, bahkan sudah banyak agensi media sosial yang telah membuktikan bahwa penggunaan bot followers palsu tidak akan membantu menjual produk di Instagram.
Jadi kesimpulanya Sob, lebih baik mulai dari followers yang kecil, lebih fokus, dan merupakan komunitas yang aktif, daripada beberapa followers palsu yang tidak pernah berinteraksi atau membeli produk kamu! Jangan beli followers atau likes untuk menipu audiens dan mendapatkan pengakuan sosial. Tetapi gunakan platform tersebut untuk membangun relasi yang berarti dengan audiensmu.
Referensi Artikel: sproutsocial.com
Sumber gambar: freepik.com
0 Comments.